siapa yang membuka mata saat terpejam dan malam akan kembali buram seperti langit ini yang telah menelan cahaya purnama dalam-dalam. sepikah itu?
ketika mata berair mata, sedang di luar sana bunga kaku, bunga kertas, terangkai bunga. Mungkin juga ia akan memberimu hati dengan hias-hias bunga.
ketika mata berair mata, sedang di luar sana bunga kaku, bunga kertas, terangkai bunga. Mungkin juga ia akan memberimu hati dengan hias-hias bunga.
kini tubuhku tak lagi jadi milikmu. Pada pagi yang telah menjarah kehangatan tubuh kita ada janji menggantung atas namamu dan awan putih itu telah menggambar senyum bayi mungil akan lahir tanpa ayah. tangisnya pilu.
jika saja pohon tan tumbang dimakan hari dan bunga tak lagi berbagi buah manis. Maka akku tetap disini dengan tubuh hangat. Mata kita akan melawan malam supaya sepi dan buram berlari.
Sumenep, 19/09/2014
No comments:
Post a Comment