Friday, 4 July 2014
UNTUK BAPAK PRESIDENT
Oleh :ferli H Atmadjaya
Telah ditulis riwayat petani, nelayan, buruh sampai ruh ruh yang gelisah mencari sisa jasadnya, coretan di dindin - dinding tentang nasib rerumputan yang hijau dan keakraban kopi pagi, telah cukup untuk engkau puisi mengetuk pintu bapak yang paling rahasia,
Dari desa ke desa sejarah matahari masih memajang luka ribuan silam, dan engkau bapak masih bicara tentang mimpi semalam, tetang hasrat libido kalian yang kian meninggi, apa bapak lupa kami telah lupa cara bermimpi, jangan, jangan bicara lagi kalau hanya akan memecah gendang telinga kami, tunjuk saja satu lilin yang bapak nyalakan kami akan terus berjalan tanpa khawatir jatuh pada jurang,
Dari kota ke kota bendera diarak sampai persemedian langit untuk apa jika untuk makan saja kami harus mengusap debu sepanjang terotoar, dimana bapak sembunyikan kata sejahtera, oh ya bapak katanya kayanya bumi kita cukup untuk menyogok dewa untuk memberikan sekotak kata makmur, duh gusti berjejal sesak dada kami,
Sumenep 21 juni 2014
Laksamuda
Web Developer
Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment