OLEH : FERLI
Jika tinta saja sudah pucat bagaimana mata yang mulai rabun ini dapat mengeja aksara.?
jarakjarak kalimat yang tertulis menjadi jeda untuk sekilas menghela nafas,
dari sekian rentetan huruf yang menghujam lahir sebagai narasi ketakutan
Duh gusti. Aku ingin menulis warna pelangi, suarasuara hujan,dan detak jantungku
Duh gusti. Aku ingin menulis warna pelangi, suarasuara hujan,dan detak jantungku
setiap kali aku menatap matanya, lalu bagaimana bisa jika kertas dan tintaku hitam,?
sama seperti bayangbayang telanjang dalam petang,
Mendekatlah manisku, biarkan aku memelukmu dan menanam cerita ini
sehingga tak ada tanda koma di ahir catatanku untukmu
Patarangan 24 aguatus 2014
No comments:
Post a Comment