FRAGMEN
Kawan kita berdiri di bumi yang kering krontang
Setelah tangis ibu tak jua mampu membasahinya
Tak ada lubang untuk kita tanam bendera
Tanah telah keras membatu
Bendera pun kita kibarkibarkan di dada yang pesakitan
Langit mendung kesedihan
Matahari memekik derita seribu purnama
Awan ber arak membagi kemiskinan
Sampai keladang tetangga
Lalu dimana kita hendak bermain layang layang
Sambil bersiul memanggil angin
yang tidur kepayahan dikaki bukit
Sahabat karibku
Mari kita berfikir, berdiskusi dan berdikari
Duduk satu meja mengingat ingat manusia
Sepanjang trotoar yang manis memeluk tangis
Mereka orang orang di perempatan jalan
Yang setia menjaga perut pada lampu lalu lintas
Yang enggan bergantian seperti menerima kutukan
Kembang tujuh rupa dan asap kemenyan
Dari setan setan yang memainkan lakon dalang
sumenep 27 mei 2014
No comments:
Post a Comment